Senin, 08 Maret 2010

PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM UJIAN NASIONAL

Bimbingan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan perencanaan karir.


Pelayanan bimbingan konseling di atas dilaksanakan oleh guru pembimbing di sekolah dengan aturan-aturan yang jelas dalam petunjuk pelaksanaan BK. Sebelum kegiatan BK terlaksana, pembimbing harus membuat program yang sesuai dengan kondisi sekolah. Kemudian program tersebut dilaksanakan dan pada akhirnya dievaluasi kegiatan-kegiatannya yang kemudian dilaporkan pada kepala sekolah.


Bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa di sekolah tidak hanya kepada mereka yang bermasalah saja, tetapi juga diberikan kepada semua siswa. Baik itu yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah.
Siswa sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.



Dengan Misi Bimbingan Konseling, yaitu memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik, pribadi, social, karir berlandaskan pada tata kehidupan etis normative dan ketakwaan kepada Tuhan YME, Maka sudah selayaknyalah Guru pembimbing merasa bertanggung jawab terhadap siswa yang akan mengikuti Ujian, dan ikut berperan aktif memberikan layanan khusus kepada mereka.


Bila ada pertanyaan “Berperankah Bimbingan Konseling dalam UN ?”, Maka ada berbagai macam jawaban yang terlempar sesuai dengan persi mereka masing-masing. Ada yang menjawab tidak berperan, Mungkin berperan dan ada juga yang menjawab sangat berperan. Jawaban yang berbeda-beda tersebut dilatar belakangi oleh sudut pandang yang berbeda juga. Mereka yang menjawab tidak berperan, karena mereka tidak tahu dan tidak pernah melihat pekerjaan seorang guru Pembimbing. Mereka yang menjawab mungkin berperan, tahu dengan pekerjaan BK tapi belum pernah melihat akifitas BK di lingkungannya (sekolahnya). Adapun orang yang menjawab sangat berperan adalah mereka yang tahu akan fungsi BK dan melihat program dan kegiatan BK yang berjalan dengan baik dan aktif.


Dari pendapat yang berbeda di atas, kita tidak bisa menyalahkan satu pihak, atau mencari siapa yang salah. Namun yang kita lakukan adalah bagaimana agar pandangan yang berbeda tadi menjadi satu pandangan.
Yang kita harapkan adalah pandangan masyarakat trerhadap Bimbingan Konseling adalah Bimbingan Konseling sangat berperan aktif dalam pelaksanaan UN.

Sebab kembali lagi pada Misi Bimbingan Konseling dan Pengertian Bimbingan Konseling di atas. Guru Pembimbing wajib berperan aktif dalam pelaksanaan UN.


Berperan aktif disini bukan berarti guru pembimbing harus menjadi panitia UN, harus membuat soal atau harus memeriksa hasil UN. Berperan aktif disini artinya guru pembimbing berperan sesuai dengan porsinya sebagai seorang guru pembimbing yang memberikan layanan. Misalnya Memberikan layanan informasi tentang cara belajar yang efektif dan efesien, Persiapan yang harus dilakukan siswa sebelum ujian, Syarat-syarat kelulusan, Cara yang baik untuk menghilangkan stress, Cara Belajar kelompok , dan sebagainya. Selain itu juga guru pembimbing memberikan layanan konseling individu pada siswa yang nampaknya punya masalah dalam belajar, atau siswa yang punya masalah pribadi,dengan tujuan agar mereka ketika menghadapi ujian tetap konsentrasi pada pelaksanaan UN/Ujian sekolah.


Selain dari kegiatan-kegiatan di atas, masih banyak lagi yang harus guru pembimbing lakukan untuk mereka. Dengan melaksanakan Pola !7, Guru pembimbing akan tampak berperan aktif dalam peningkatan motifasi dan konsentrasi siswa.


Keberhasilan UN sesuai dengan harapan memang tidak terlepas dari usaha dan kerja keras guru mata pelajaran. Mereka berusaha untuk memberikan materi dan latihan serta Bimbingan belajar hingga sore hari. Mereka selalu meberikan motifasi juga pada siswa, tapi jika hal ini tidak didampingi dengan aktifitas bimbingan konseling, maka harapan mungkin agak sulit untuk didapat. Karena guru yang memberikan materi di kelas punya beban dan tanggung jawab terhadap materi mereka. Waktu dikelas terbatas. Walaupun ada dari guru mata pelajaran yang memberikan motifasi atau cara belajar yang baik, namun tidak seluas atau sedalam guru pembimbing berikan. Hal ini di sebabkan guru pembimbing punya waktu dan beban tanggung jawab yang sesuai dengan tugasnya.


Ada pendapat guru pembimbing yang menyatakan bahwa layanan bimbingan konseling sulit dilaksanakan karena tidak ada jam wajib masuk kelas, sehingga guru Bimbingan tidak dapat melaksanakan layanan-layanan tersebut, khususnya layanan informasi atau orientasi.Pendapat di atas sudah harus dikubur. Banyak solusi yang dapat di tempuh. Diantaranya adalah berbicaralah pada pimpinan tentang program BK yang harus dilaksanakan sehingga BK perlu masuk kelas. Jika kepala sekolah juga tidak bisa memberikan waktu untuk masuk kelas, cari jalan lain dengan minta satu jam untuk satu bulan pada pelajaran yang tidak spesifik. (Misalnya Kesenian, Mulok atau olahraga). Atau Layanan dapat diberikan pada jam kosong yang dimana guru pembimbing tidak dalam keadaan sibuk.
Pengalaman yang pernah penulis lakukan adalah ketika kepala sekolah tidak bisa memberikan jam BK untuk masuk kelas, dengan inisitif sendiri, penulis memohon pada kepala sekolah untuk mengajar pelajaran MULOK. Kebetulan penulis juga punya pengalaman dan pengetahuan sedikit untuk memberikan mata pelajaran tersebut. Kepala sekolah menyetujui dan yang saya lakukan adalah pada jam pelajaran MULOK setiap satu bulan ada satu jam pelajaran yang saya ambil untuk memberikan layanan bimbingan konseling. Penulis tidak menyatakan ini adalah alternative yang baik. Tapi karena tanggung jawab dan ingin program BK berjalan dengan baik, maka hal ini penulis lakukan.

Dengan pelaksanaan bimbingan yang terstruktur dan terorganisir, maka orang akan menilai BK sangat penting dan berperan dalam proses pendidikan. Begitu juga dalam pelaksanaan UN. Siswa yang akan menghadapi Ujian memilki berbagai macam masalah. Baik itu masalah belajar, pribadi atau social. Bila hal ini tidak diketahui oleh guru pembimbing dan pendidik lainnya, maka akan mengganggu proses persiapan dan pelaksanaan UN yang dihadapi oleh siswa. Guru pembimbing yang aktif akan mengetahui dan memahami siswanya yang bermasalah. Siswa yang bermasalah dapat menemukan solusi pemecahan masalahnya melalui bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing.


Perkembangan siswa pada saat ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Pengaruh yang melekat pada lingkungan adalah perubahan gaya hidup warga masyarakat. Perubahan yang terjadi di masyarakat sulit diprediksi, karena sulit maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku siswa, seperti penyimpangan perilaku. Penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh siswa disekolah dapat menimbulkan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah dan akibatnya berpengaruh pada proses belajar mereka. Hal inilah yang menjadikan permasalahan dalam persiapan mereka menghadapi ujian. Kadang mereka sering tidak sekolah, tidak ikut ulangan, hingga ada yang tidak ikut ujian praktek dan mereka merasa tidak ada beban. Apakah ini bukan masalah ?, dan siapa yang berperan disini ?


Itulah yang membuat penulis prihatin terhadap siswa yang menghadapi UN atau Ujian sekolah. Mereka merasa tidak punya masalah. Tapi sebenarnya mereka punya masalah. Mereka akan menyadari itu semua setelah UN berakhir dan melihat hasil ujian mereka dengan nilai yang tidak memuaskan.


Kepada Guru pembimbing, PR kita masih ada, yaitu menenangkan mereka pada saat mereka membuka amplop kelulusan nanti. Ada yang menangis, ada yang termenung, ada yang bahagia dan ada yang mungkin berlari untuk coba bunuh diri.

Oleh sebab itu, tinggalkan kesibukan kita yang lain. Dampingi mereka saat itu. Jangan biarkan mereka larut dalam emosi mereka masing-masing. Hal ini kita lakukan agar tidak terjadi penyesalan…….

2 komentar:

Anonim mengatakan...

trima kasih, artikel ini sangat membantu saya :)

Unknown mengatakan...

semoga bermanfaat, terima kasih juga sudah mampir..